OpenStreetMap

Choi Potts

Mapper since:
June 24, 2021

Terkecuali apabila Anda buta atau mengenali seorang yang buta, Anda kemungkinan tidak mengerti jika orang buta memakai handphone yang serupa sama orang yang punyai pandangan. Kenyataannya, banyak penyandang tunanetra memanfaatkan handphone monitor sentuh sehari-hari. Rahasianya merupakan jika handphone pandai punyai pembaca monitor, alat yang memungkinnya penyandang tunanetra gunakan kombinasi pergerakan serta ketukan, bersama dengan getaran atau operan balik audio, buat memakai program mereka.

Pembaca monitor memiliki fungsi di computer desktop dan piranti mobile. Anda rata-rata bisa mendapati pembaca monitor di setel di bawah aksesbilitas. Di iPhone, pembaca monitor yakni VoiceOver. Ini memberi deskripsi verbal mengenai apa yang sudah ada di monitor, terhitung tombol untuk meng-klik dan perbuatan yang lain siap untuk pemakai. Website atau antar-muka pemakai program yang direncanakan secara baik membikin data di website atau program bisa dicapai oleh pembaca monitor, yang membuat bisa dicapai oleh pemakai tunanetra. Tetapi, website atau terapan yang didesain dengan jelek dapat dibikin tak kelihatan oleh pembaca monitor.

Kami yaitu pengamat yang konsentrasi di design technologi yang bisa dipakai untuk semuanya type disabilitas. Kami mendapati kalau makin banyak yang perlu dikerjakan untuk bikin tehnologi bisa dijangkau dan inklusif, seperti mempertingkat alat bentuk maka bisa dicapai oleh pemakai pembaca monitor.


Orang pria periksa Facebook di iPhone memakai pembaca monitor VoiceOver. kabar tekno Hyoung Chang/The Denver Post lewat Getty Images Ini bukanlah cuma persoalan keadilan serta inklusi. Technologi yang bisa dicapai normalnya lebih bagus untuk seluruhnya orang. Terapan atau website yang menimbulkan perkara untuk pembaca monitor peluang semakin lebih sukar dibanding terapan atau website yang bisa dicapai oleh siapa untuk dipakai lantaran dapat perlu bisa lebih banyak waktu atau usaha.

Memonitor orang itu baik; kontribusi mereka lebih bagus
Sebelumnya, perancang antar-muka pemakai mendapati kalau langkah terunggul untuk membikin technologi yang bisa dicapai yakni dengan mendalami bagaimana beberapa orang dengan disabilitas yang tidak sama memanfaatkan monitor sentuh. Sebagai contoh, ilmuwan awalan menyampaikan jika pemakai tunanetra kadang-kadang terasa sukar buat mendapatkan icon kecil dan nomor khusus di papan tombol di monitor serta menghabiskan waktu.

Untuk menyelesaikan ini, periset aksesbilitas memanfaatkan semua monitor sentuh menjadi input dan kontrol navigasi, serupa dengan pengatur konsol games. Bukannya mesti sentuh sisi khusus dari monitor, pemakai bisa mengetok dimanapun sebagai tanggapan pada saran audio. Pandangan ini tak mungkin diperoleh tanpa ada sertakan orang buta dalam penilaian dan design monitor sentuh.

Praktek terunggul bentuk antar-muka pemakai udah lama menyertakan pemakai pada proses kreasi. Memasukkan pemakai dengan disabilitas hasilkan technologi yang lebih gampang dijangkau. Tapi banyak technologi masih tidak bisa dijangkau langsung oleh pemakai penyandang disabilitas.

Satu diantaranya teknik buat bikin terapan serta website lebih ringan dicapai yakni dengan memohon penyandang disabilitas membuat tehnologinya. Namun proses rancangan tersebut tidak begitu bisa dicapai oleh beberapa orang itu. Beberapa alat di kotak alat perancang antar-muka pemakai sendiri bisa dijangkau. Ini yakni Catch-22.

Technologi yang bisa dicapai memerlukan alat kreasi yang bisa dicapai
Sedikit analisis udah dikerjakan mengenai bagaimana proses kreasi antar-muka pemakai bisa dicapai, termaksud buat orang buta. Pengamatan terkini kami mempelajari aksesbilitas piranti lunak bentuk dasar, yang memungkinnya perancang antar-muka pemakai untuk bikin tiruan sementara dari rancangan antar-muka pemakai untuk diunjukkan terhadap konsumen atau untuk di-test dengan pemakai. Feature lunak ini berperanan penting di dalam lapangan. Perumpamaannya terhitung Balsamiq, Adobe XD dan UXPin.

Mock-up antar-muka pemakai dengan kejelian rendah sampai tinggi memungkinnya pendesain untuk bermain dengan pengaturan letak saat sebelum mempunyai komitmen pada rancangan akhir. Kami mendapatkan kalau kebanyakan piranti lunak prototype popular tidak sesuai dengan pembaca monitor. Oleh karenanya, fitur lunak prototyping tidak bisa dicapai oleh perancang tunanetra yang gunakan pembaca monitor.

Kami mengetes dua pembaca monitor umum, VoiceOver di MacOS dan Narrator di Windows, dengan fitur lunak pengerjaan prototype tenar dan diabadikan dimana dan kapan mereka sediakan akses ke beberapa tombol serta feature dalam feature lunak pengerjaan arketipe.

Kendati kami mendapati sejumlah kompatibilitas, seperti pembaca monitor yang mengenali tombol dan perlihatkan kalau tombol itu bisa diputuskan, hal lain kurang terang untuk pemakai pembaca monitor. Misalkan, piranti lunak pengerjaan arketipe barangkali tak menyuguhkan data yang bisa dilanjutkan oleh pembaca monitor terhadap pemakai buat perlihatkan kegunaan tombol khusus, seperti mengganti ukuran font text. Atau tidak secara terang memungkinkannya pembaca monitor untuk focus di tombol untuk memutuskannya, yang dibutuhkan supaya pemakai bisa “meng-click” tombol.

Kutipan monitor dari 4 elemen pokok alat prototyping: ruangan kerja kanvas, mengatasi susunan content, bagian individu yang membuat kreasi, serta patokan unsur. VoiceOver diaktifkan dan panel text visualnya mengapung di atas ruangan kerja kanvas, yang membuktikan kalau suatu tombol diputuskan. Selanjutnya, akses terbatas yang diketemukan dalam analisis kami cukup kronis untuk mengaitkan kalau perancang buta tak bisa dapat gunakan fitur lunak buat bikin tiruannya sendiri.

Hari depan yang lebih bagus bisa dicapai
Aksesbilitas merupakan kasus yang sentuh seluruhnya orang. Sediakan akses ke tehnologi secara hukum dibutuhkan pada banyak kasus. Di kala lalu, organisasi yang tidak sukses berikan akses yang layak hadapi dakwaan hukum.

Akan tetapi aksesbilitas pula adalah tanda-tanda dari tehnologi yang bagus. Banyak technologi yang dirasa sepele waktu ini tampil sewaktu inovator direncanakan buat pemakai penyandang disabilitas, tergolong pengenalan watak optik, yang memungkinkannya computer membaca text buat.

Membentuk aksesbilitas ke proses rancangan begitu penting. Dan saat itu berfaedah untuk perancang untuk memahami bagaimana pemakai penyandang disabilitas berhubungan dengan tehnologi, wacana terkuat kemungkinan hadir dari penyandang disabilitas tersebut. Tak perduli seberapa banyak yang dicapai perancang empati dari mempelajari tingkah laku serta prioritas pemakai, itu tidak bisa gantikan kegunaan punya technologi yang dibuat oleh beberapa orang yang sungguh-sungguh pakainya.